Skip to main content

Advertise

SUKARNI KARTODIWIRYO (Kelompok 4)

MENELADANI PERJUANGAN PARA TOKOH PROKLAMASI

SUKARNI KARTODIWIRYO










Kelompok 4


Grinta Satria Nugraha     (16)

Nisa Ayu Rizana             (24)


XI MIPA 2

SMA NEGERI 1 BOYOLALI

Tahun Pelajaran 2015 / 2016



Sukarni Kartodiwiryo


Sukarni lahir di Blitar, Jawa Timur, 14 Juli 1916  – meninggal di Jakarta, 7 Mei 1971 pada umur 54 tahun,  yang nama lengkapnya adalah Soekarni Kartodiwirjo, adalah tokoh  pejuang kemerdekaan dan Pahlawan Nasional Indonesia. Sukarni lahir hari Kamis Wage di desa Sumberdiran, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Namanya jika dijabarkan berarti  "Su" artinya lebih sedangkan "Karni" artinya  banyak  memperhatikan dengan tujuan  oleh orangtuanya agar  Sukarni  lebih  memperhatikan  nasib  bangsanya
yang  kala  itu masih  dijajah  Belanda.  Sukarni  merupakan anak  keempat dari  sembilan bersaudara.

Perkenalan Sukarni  dengan dunia  pergerakan nasional yang  memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dimulai  ketika  usia masih remaja, 14  tahun, saat dia  masuk menjadi   anggota  perhimpunan   Indonesia   Muda   tahun    1930.    Semenjak   itu   dia berkembang  menjadi  pemuda  militan   dan   revolusioner.  Selain   itu  ia  juga   sempat mendirikan organisasi Persatuan Pemuda Kita.

Pada masa-masa  di  Bandung  inilah,  konon   Sukarni  pernah mengikuti  kursus pengkaderan politik pimpinan Soekarno. Disinilah dia  bertemu dan  mengikat sahabat dengan Wikana, Asmara Hadi dan SK Trimurti.

Tahun  1934  Sukarni  berhasil menjadi Ketua  Pengurus Besar Indonesia Muda, sementara itu Belanda mulai  mencurigainya sebagai anak  muda militan.  Tahun  1936 pemerintah  kolonial   melakukan  penggerebekan  terhadap  para   pengurus  Indonesia Muda, tapi  Sukarni  sendiri berhasil kabur  dan  hidup  dalam pelarian selama beberapa tahun.

Namun, setelah Jepang masuk, Sukarni berserta beberapa tokoh  pergerakan lain seperti Adam Malik dan Wikana malah dibebaskan oleh Jepang. Awal-awal pendudukan Jepang, Sukarni  sempat bekerja  di kantor  berita  Antara  yang didirikan oleh Adam Malik (yang  kemudian berubah jadi  Domei).  Pada masa Jepang ini, Sukarni  juga  bertemu dengan Tan Malaka.  Tan Malaka-lah yang menjadi otak  pembentukan partai  Murba dan dia  jugalah   yang   menyarankan kepada  anggota  Murba   lainnya   agar   Sukarni   yang menjadi Ketua Umum.

Tahun  1943, bersama Chairul Saleh, dia memimpin Asrama Pemuda di Menteng
31. Di tempat itu Sukarni  makin  giat menggembleng para  pemuda untuk  berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Seperti  diketahui, pada kurun selanjutnya, Menteng 31 dikenal sebagai salah satu pusat penting yang melahirkan tokoh Angkatan 45.

Mendengar  berita   kekalahan  Jepang,  kelompok  pemuda  dengan  kelompok bawah tanah dibawah pimpinan Sutan  Syahrir, bersepakat bahwa inilah saat yang tepat untuk  memproklamirkan kemerdekaan. Sukarni, Wikana dan  kelompok pemuda lainnya mendesak Soekarno dan  Hatta, tapi mereka berdua menolak. Akhirnya terjadilah perdebatan  sengit  yang  berakhir   dengan  penculikan  kedua   tokoh   tersebut,  dengan tujuan  menjauhkan Soekarno-Hatta dari "pengaruh" Jepang. Kedua pemimpin itu "diasingkan" ke Rengasdengklok oleh kelompok pemuda yang dipimpin  olehnya.  Ia juga


tokoh  yang mengusulkan agar  teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta  atas nama bangsa Indonesia. Ia juga  memimpin pertemuan untuk  membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita  proklamasi.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Sukarni  memprakarsai pengambil alihan  aset Jepang untuk  republik  dari  mulai  Kereta  Api di Manggarai, angkutan umum  dan  juga stasiun Radio.  Salah  satu kegiatan monumental yang  melibatkan Sukarni  adalah apel besar di Lapangan IKADA atau  Ikatan Atletik Djakarta  pada September 1945.  Rapat  ini menunjukkan  kebulatan  tekad   rakyat  mendukung proklamasi  17  Agustus  1945   dan mendesak mengambil  alih  kekuasaan dari  pemerintah  Jepang. Ia  kemudian  terpilih sebagai salah satu anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan  termasuk ke dalam kelompok yang menentang perundingan dengan Belanda.

Pada 1948  setelah pembentukan Partai   Murba  (Musyawarah Rakyat  Banyak), Sukarni  terpilih  sebagai Ketua  Umum  Partai  Murba  yang  pertama. Partai  itu menjadi salah satu partai  penentang PKI.

Sejak 1960  hingga  1964  Sukarni  bertugas sebagai Duta Besar RI untuk  Cina dan Mongolia.  Salah  satu tugasnya adalah melobi  RRT untuk  membantu Indonesia dalam pembebasan Irian Barat. Sukarni wafat  pada 12 Februari  1981.  Sebelum menerima gelar Pahlawan  Nasional  pada  2014,  Sukarni   atas  segala  jasanya  bagi   Indonesia  telah menerima Bintang Mahaputera Utama  dan Bintang Mahaputera Adipradana.



Peran Sukarni Kartodiwiryo

1.  Tokoh yang mengusulkan agar  teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta  atas nama bangsa Indonesia

2.  Tokoh yang memimpin pertemuan untuk  membahas strategi penyebarluasan teks proklamasi dan berita  proklamasi.

3.  Dalam  perjalanan parlemen Indonesia, Sukarni  mengusulkan agar  sebelum terbentuk DPR dan MPR, tugas legislatif dijalankan oleh KNPI.

4.  Sukarni  pulalah   yang  mernperjuangkan  pembentukan Badan   Pekerja  KNIP sebagai lembaga negara yang mewujudkan kedaulatan rakyat sekaligus pemimpin rakyat.  Ia kemudian diangkat menjadi anggota DPRD dan Konstituante.



Keteladanan Sukarni Kartodiwiryo

1.  Keberaniannya menculik   Soekarno dan  Hatta  ke  Rangasdengklok bersama para  golongan muda karena dengan perbuatannya maka  cepat dilaksanakan untuk proklamasi dan terhindar dari pengaruh manapun.

2.  Kecerdasannya dalam memanfaatkan vacum of power  untuk  mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia.

3.  Rasa nasionalisme yang tinggi terhadap Bangsa Indonesia.

4.  Sikap kritis terhadap Kolonial Belanda dan keaktifan dalam organisasi.



Dokumen dapat dilihat di bawah ini atau dapat di download Disini

Comments

Popular posts from this blog

S. Suhud (Kelompok 8)

S. Suhud Pengibar Bendera Pusaka Sewaktu Proklamasi Oleh : Imani Wegig W            (17) Prastowo Widayanto          (25) XI MIPA 2

F.Wuz dan Yusuf Ronodipuro (kelompok 13)

Kelompok 13 : 1. Alvian Dea Yuliyani (04) 2. Joko Triyanto (19) 3. Lutfia Dwi Rosiani (21) F.Wuz dan Yusuf Ronodipuro  

Batas Wilayah Negara Indonesia Bagian Timur, Barat, Utara, Dan Selatan

Batas Wilayah Negara Indonesia Bagian Timur, Barat, Utara, Dan Selatan - Disamping rakyat dan pemerintahan, Wilayah adalah komponen internal yang harus dimiliki suatu negara. Maka dari itu setiap negara yang sudah merdeka diwajibkan memiliki batasan-batasan wilayah sesuai dengan ketentuan internasional. Pada artikel kali ini materi4belajar akan membahas tentang Batas Wilayah Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) secara lengkap. Batas Wilayah Negara Indonesia Bagian Timur, Barat, Utara, Dan Selatan Seperti yang kita ketahui, Negara memerlukan wilayah, dan setiap wilayah yang dimiliki suatu negara tentunya juga memiliki batasan. Batas Wilayah Negara digunakan untuk mengatur dan menandai peraturan dari negara yang bersangkutan. Indonesia juga memiliki batas wilayah untuk memisahkan wilayah Negara Indonesia dan Negara lain. Telah diatur didalam Amandemen UUD RI tahun 1945 Bab IX A tentang Wilayah Negara, Pasal 25 A Menegaskan bahwa "Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah